Foto Berita 2479Blangkon Raksasa Sebagai Ikon Selarong di Depan Gua Selarong Blangkon Raksasa kini siap menyambut pengunjung kawan wisata Gua Selarong, Guwosari Pajangan. Tepatnya di depan pintu masuk komplek yang dulu sempat digunakan Pangeran Diponegoro sebagai markas saat perang Jawa 1825-1830.

Lurah Guwosari Muh. Suharto menjelaskan, dalam rangka hari ke-69 Desa Guwosari dan Gerebeg Selarong ke-9, Pemerintah Desa bersama karangtaruna Dipo Ratna Muda menggelar sejumlah kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Parkir Gua Selarong.

“Berbagai acara dimulai sejak 30 Oktober. Hari ini, Minggu (1/11) menggelar sejumlah kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Parkir Gua Selarong. “Berbagai acara dimulai sejak tanggal 30 Oktober di Hari Jumat, hari ini puncak acara kita gelar kirab budaya,” katanya pada Minggu (1/11).

Pemilihan blangkon raksasa sebagai maskot Grebeg Selarong kali ini menurutnya karena tutup kepala khas Jawa tersebut merupakan salah satu hasil kerajinan yang dimiliki oleh desa tersebut. “Di Guwosari ada perajinnya, Karang Taruna sebagai pelaksana pembuatannya,” tuturnya.

Menurutnya, blangkon adalah salah satu kelengkapan pakaian tradisional Jawa yang mencerminkan wisata budaya yang ditawarkan oleh Gua Selarong, belangkon dipilih menurutnya juga sebagai bentuk dukungan terhadap keistimewaan DIY. “Yang jelas tujuannya mengangkat pariwisata Gua Selarong sehingga bisa menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara,” terangnya.

Suharto meyakini belangkon raksasa tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Meski begitu rekor tersebut masih belum dicatat oleh museum rekor. “Masih dalam proses untuk diajukan rekornya,” katanya.

Selain blangkon raksasa, Garebeg Selarong juga dimeriahkan berbagai pentas seni seperti gejlog lesung, atraksi silat, jatilan, rodad, keroncong, dan berbagai lomba seni lainnya.

Selain itu, untuk pengunjung juga diadakan lomba foto selfie, blangkon pun menjadi objek latar belakang favorit para pengunjung untuk melakukan selfie.

Sumaryadi, pengerajin blangkon yang mendesain blangkon raksasa tersebut menuturkan blangkon tersebut memiliki panjang 6,88 m, tinggi 4 m, lebar 5,65 m, dan keliling 17,4 m. “Ini dibuat seperti cara membuat belangkon aslinya,” terangnya.

Blangkon tersebut menurutnya dibangun dengan rangka bambu dan juga ditutupi oleh bekas karung semen. Agar semakin menyerupai blangkon asli dibutuhkan sekitar 167 m kain hitam dan 40 lembar kain jarik, serta bahan-bahan lainnya sehingga menghabiskan biaya bahan sekitar Rp 5.854.000.

“Pengerjaannya seperti biasa, hanya kesulitannya karena ini lebih besar dan melebar,” jelasnya.

Acara dihadiri pula oleh GKR Mangkubumi yang dlam sambutannya diantarnya mengharapkan kegiatan menjadi ivent budaya yang dapat dilestarikan. “Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan untuk nguri-uri tradisi dan warisan nenek moyang,” tuturnya.

Sementara Inna warga Triharjo Pandak yang datang di lokasi acar mengaku kagum dengan adanya blangkon raksasa tersebut. “Ini merupakan karya yang sangat bagus, dengan adanya blangkon raklsasa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan termasuk saya. Krena selain ada blangkon raksasa yang menjadi ikon Gua Selarong, pemandangan alam sekitar nya juga bagus terdapat air terjunya pula. Karena selama ini tempat weisata gua selarong kurang menarik untuk didatangi wisatawan,” katanya. (sit)

Categories: Tak Berkategori

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *