Foto Berita 2439Tri Kundono sedang membuka salah satu pewarna untuk wayang kulit hasil kerajinan tangannya Yogyakarta sebagai yang memiliki sebutan kota budaya tidaklah salah, banyak ragam kerajinan dan kesenian berkembang didalamnya. Bahkan ada beberapa pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman sehingga banyak generasi muda yang tidak paham dengan aslinya.

Di daerah Bantul tepatnya dusun Kepek, Timbulharjo, Sewon ada seorang pengrajin wayang kulit yang tetap mempertahankan pakem gagrak Ngayogyakarta. Selain pengrajin juga sekaligus mendalang sehingga keduanya sama-sama ditekuni.

Thuthun begitu biasa ia dipanggil yang mempunyai nama asli Tri Kundono (37) seorang seniman wayang (dalang) dan juga perajin wayang kulit yang getol mengkampanyekan wayang gagrak Ngayogyokarto. Menurutnya wayang gagrak Ngayogyokarta adalah wayang yang sering dipentaskan sebelum era HB VIII.

”Sekarang pagelaran wayang kulit sudah banyak dimodifikasi, sangat sedikit yang memainkan wayang gagrak Ngayogyokarto padahal itu yang sesuai pakem dunia pewayangan,” katanya, Sabtu (29/08/2015).

Thuthun mengaku dunia pewayangan tidak asing baginya karena kedua orang tuanya yaitu Margiono atau yang dikenal dengan Ki Bagong merupakan salah satu dalang senior di DIY dan Nyi Yatini yang juga seorang dalang.

”Kedua orang tua saya dalang, sehingga bakat seni turun ke saya,” jelasnya.

Pria yang lulusan ISI tersebut menjelaskan sejak kecil senang menggambar wayang di kertas kardus, setelah dewasa dituangkan pada kulit dan diberi warna dan pegangan jadilah wayang lengkap. Ketrampilan membuat wayang ternyata diakui para pencinta wayang sehingga banyak yang memesan

Menurutnya, bentuk karakter tokoh wayang hasil kreasinya berbeda dengan karakter tokoh wayang lainnya, meskipun sama-sama mengacu gagrak Ngayogyokarto. Salah satu perbedaannya terletak pada ukuran kaki dan panjang tangan karakter tokoh wayang.

”Buatan saya kaki kiri lebih besar (beberapa milimeter). Kemudian untuk tangannya, sambungan yang bawah lebih panjang daripada sambungan atasnya (lengan),” paparnya. (mw)

Categories: Tak Berkategori

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *